Mengolah Foto dan Video Makanan yang Sempurna
Jaegen Tan telah menjadi fotografer makananselama dua tahun terakhir di Singapura, sebuah negara multikultural. Memiliki passion yang tinggi dalam hal makanan dan traveling, ia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan makanan lokal. Untuk menghidupkan kembali perjalanan pra-pandemi, Jaegen memutuskan memproduksi foto dan video untuk berbagi pengalamannya sehingga membuka babak baru perjalanan fotografi makanan dan videografinya. Baca terus dan Anda akan menemukan cara menciptakan foto dan video makanan yang sama memukaunya!
Kolaborasi Juicy Cuts
Persahabatan dan kreativitas mendorong terciptanya Juicy Cuts. Proyek Ini berawal dari kolaborasi antara Jaegen dan sahabat karibnya, Chef Ryan Foo. Dengan adanya koki dan fotografer makanan dalam proyek ini, secara otomatis kolaborasi ini menghadirkan Chef Ryan yang menciptakan hidangan menarik untuk dipotret oleh Jaegen, sang fotografer. Jaegen menjelaskan, “Kolaborasi ini menampilkan bertukar tips dan konten. Ryan akan menciptakan makanan dan saya akan membuat cerita dan konten. Saat kami merencanakan memasak dan syuting, kami memikirkan tantangan atau elemen yang dapat kami masukkan ke dalam fotografi dan videografi kami agar membuatnya lebih menarik dan memikat pemirsa untuk menikmati.”
Berkolaborasi dengan seseorang yang berpengalaman dalam hal penataan makanan membuka banyak kemungkinan baru. Pemahaman Chef Ryan soal makanan serta sudut terbaik untuk memotretnya membuat proses ini menjadi lebih mudah. Sebagai penanggung jawab cerita dan konten, Jaegen menyelaraskan visinya untuk Juicy Cuts dengan keahlian Chef Ryan. Dengan cara ini, Jaegen dapat memotret tiga hingga lima hidangan berkat keahlian Chef Ryan, alih-alih satu hidangan saat dia mencoba melakukannya sendiri.
Membidik
Memiliki konsep yang jelas tentang warna dan elemen utama pemotretan sangat penting dalam proyek seperti Juicy Cuts ini. Aspek utamanya adalah menciptakan bidikan makanan yang menggugah selera hingga penonton ingin mencicipinya. Alat visual seperti palet warna digunakan untuk memandu fotografer dan stylist dalam menyeimbangkan dan mengkontraskan komposisi sehingga menghasilkan fotografi makanan yang menarik perhatian. Memudahkan fotografer dalam membidik serta membantu dalam pemilihan latar depan objek dan latar belakang objek untuk membuat makanan lebih menonjol.
Jaegen biasanya memotret dengan pencahayaan alami, tidak terkecuali saat pemotretan dengan Chef Ryan ini. Memotret di dekat jendela atau di luar ruangan akan meningkatkan gambar ke level baru dan memberikan tampilan yang lebih alami.
“Memahami arah sumber cahaya utama menjadi perhatian saya saat memotret makanan. Arah munculnya cahaya akan menentukan apakah gambar akan back-lit atau front-lit. Untuk mengimbangi efek pencahayaan, lampu eksternal akan digunakan untuk area gelap,” jelas Jaegen.
Namun, jika warna dan pencahayaan tidak cukup untuk pemotretan, hal terbaik berikutnya adalah mengandalkan alat penunjang yang dapat memberikan perspektif yang lebih menarik pada gambar. Saat dikombinasikan dengan bidikan, ini menciptakan gambar yang seperti aslinya. Misalnya, barbeque, seperti foto dan video Yaki-stew, menggabungkan unsur api dan bahan mentah di atas panggangan. Alternatif lain untuk bidikan ini adalah membumbui daging di atas panggangan atau menangkap gerakan lambat dari taburan merica dan garam. Contoh lain untuk memberikan lebih banyak hal-hal hidup pada foto melalui alat peraga adalah memasukkan orang yang sedang mengipasi panggangan, atau bahkan bisa sesederhana menambahkan lada di samping makanan. Elemen sederhana seperti ini meningkatkan momen saat orang mendambakan pengalaman visual dan menghidupkan kembali momen organik dan autentik ini.
Gaya khas Jaegen adalah menjaga visual tetap sederhana. “Pemotretan sederhana di mana makanan adalah subjeknya, tidak perlu memiliki banyak alat peraga, dan ini menghasilkan hasil visual yang lebih baik. Terlalu banyak tambahan elemen akan mengalihkan perhatian penonton Anda dari subjek, yang dapat menyebabkan penonton kehilangan minat, ” ujarnya.
Peralatan yang Tepat
Untuk visual makanan, Jaegen mempercayakan Alpha 7R III dan Alpha 7S III untuk videografi sinematik. Lensa favoritnya adalah FE 24-70mm F2.8 GM dan FE 16-35mm F2.8 GM. Untuk bidikan close-up yang tajam dan detail, dia menggunakan FE 90mm F2.8 Macro G OSS dan FE 90mm F2.8 Macro G OSS yang biasanya ada di dalam tas kameranya.
Memilih perlengkapan yang tepat adalah kunci utama saat memotret makanan. Lensa yang bagus akan menjadi sempurna jika dilengkapi dengan pengaturan dan perlengkapan yang benar. Gabungan ini meningkatkan kualitas gambar dan video. Kombinasi lensa, pengaturan, serta perlengkapan yang tepat, memberikan fleksibilitas pada bidikan dan berperan penting bagi Jaegen dan Chef Ryan dalam mewujudkan visi mereka.
Membuat video atau film adalah sesuatu yang sangat berbeda. Semua gambar diambil dalam kecepatan 50fps untuk memberikan opsi untuk rendering dalam gerakan lambat. Seperti biasa, Jaegen mengatur kecepatan rana ke 1/100, dan bukaan lebih lebar di 2,8. Kombinasi ini memungkinkan depth of field atau kedalaman ruang yang lebih sempit, dan pada saat yang sama, memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke lensa. Dengan pengaturan yang tepat ini, dikombinasikan dengan pencahayaan alami khas Jaegen, hasilnya dijamin menghasilkan gambar yang lebih bersih dan tajam
Proyek Juicy Cuts
Dalam menciptakan konten untuk Juicy Cuts, Jaegen menggunakan Alpha 7C bersama trio lensa andalan Sony yaitu FE 24mm F2.8 G, FE 40mm F2.5 G, dan FE 50mm F2.5 G, yang juga disebut Compact G Lenses. Lensa ini saling bertukar selama momen pemotretan yang berbeda, tergantung pada fungsinya masing-masing guna memaksimalkan kemampuan terbaiknya.
"Saya suka menggunakan lensa 40mm untuk bidikan foto produk karena memberi depth of field sehingga sebagian besar bidikan makanan dalam seri video ini berada pada panjang fokus tersebut. Sedangkan untuk lensa 50mm, saya menggunakannya untuk hasil bidikan yang memberikan tampilan lebih bersih dan tajam" ujar Jaegen.
Dengan memasangkan lensa-lensa tersebut bersama Alpha 7C, sebuah kamera kompak full-frame, Jaegen mampu mengambil foto berkualitas tinggi dengan warna cerah dan detail halus sambil menikmati fleksibilitas dan mobilitas alat ini selama pemotretan.
"Saya pasti akan merekomendasikan lensa ini kepada pengguna yang tertarik merasakan kemampuan ringkas menggunakan perlengkapan hybrid yang ditawarkan Sony ini. Lensa-lensa ini melengkapi Alpha 7C, sebuah kamera small frame yang menawarkan kualitas terbaik dari apa yang dimiliki jajaran Lensa Compact G. Saya percaya bahwa kamera dengan pengaturan yang ringkas dapat mendorong Anda untuk memotret lebih banyak lagi jika dibandingkan dengan menyiapkan peralatan lengkap yang memerlukan waktu lama untuk pengaturan, juga pertimbangkan bobot peralatan dan kelelahan di saat dan setelah pemotretan," ungkap Jaegen. "Ini memberikan keseimbangan yang sangat bagus untuk pengguna yang ingin memotret hal-hal hebat dengan pengaturan cahaya."
Jaegen selalu percaya bahwa seri kamera Alpha sesuai dengan namanya berkat fitur-fitur unggulan yang menjadikannya pendamping pemotretan terbaik dan andal. Dengan kamera Alpha, ia dapat beralih dari fotografi ke videografi dengan mulus yang membuatnya nyaman tanpa mengurangi kualitas. Dengan berbagi karyanya dalam dua mode kreatif; foto dan video, ia dapat memamerkan beragam hidangan dengan lebih kreatif dan menggugah selera. Dengan cara ini, ia dapat lebih mendorong pemirsanya untuk menjelajahi masakan yang berbeda dan membantu mempromosikan budaya masing-masing.
Bagi Jaegen, bekerja sama dengan orang lain harus selalu didukung. Mampu menunjukkan ide dan mendapatkan umpan balik dengan cepat adalah sesuatu yang sangat berharga. Dengan perlengkapan, alat peraga, serta tim yang tepat, membuat portofolio foto dan video makanan yang menggiurkan seperti milik Jaegen menjadi lebih sederhana. Pada akhirnya, media perlu menceritakan sebuah kisah, proses, semangat, dan ketekunan agar dapat dilihat semua orang untuk menginspirasi.