TIPS PROFESIONAL

Mengeksekusi Visi Kreatif: Fotografi Kreatif bersama Arjun Menon

"Kamera Alpha saya adalah aset tak ternilai dalam proses mewujudkan visi kreatif." 

by Arjun Menon

Article Categories

Fotografer komersial terkenal Arjun Menon yang dikenal lewat fotografi kreatifnya telah banyak menghasilkan karya-karya terbaik. Keahlian khususnya terletak pada fotografi otomotif dan perjalanan, tetapi gaya khasnya dalam menciptakan visi kreatif dari objek-objek sehari-hari telah menarik banyak perhatian dan pujian. Fotografer serba bisa ini berdiskusi dengan kami tentang teknik, proses kreatif, dan pengaturan kamera yang biasa ia gunakan untuk mendapatkan hasil foto yang terlihat cantik.  

Meski sangat mahir dan berpengalaman, fotografer profesional ini selalu menekankan bahwa tantangan dalam kerja fotografi selalu bersifat integral di dalam proses pemotretan itu sendiri. Masing-masing genre fotografi memiliki tantangannya sendiri, dan para fotografer harus mencari cara untuk menjawab tantangan tersebut.  

"Masing-masing genre fotografi memiliki tantangannya masing-masing. Fotografi perjalanan, misalnya, penting bagi kita untuk mempertimbangkan kondisi iklim saat pemotretan karena sangat dapat memengaruhi hasil akhir dari gambar yang Anda ambil. Contohnya, melakukan pemotretan di Antartika pada musim panas akan memberikan banyak hasil foto siang hari. Namun, di musim dingin, Anda bisa mendapatkan gambar Aurora Australis, dan hal ini dapat memberikan perspektif baru bagi karya Anda karena fenomena tersebut jarang ditemukan," kata Arjun.  

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM II | 1/160sec | F9 | ISO 400

Waktu pemotretan yang berbeda dapat memberikan lingkungan alam yang berbeda pula. Arjun bercerita, setiap kali dia mengerjakan proyek pemotretan untuk sektor pariwisata, periode kerja biasanya dilakukan pada musim panen untuk menghindari kondisi cuaca yang tidak bersahabat.  

"Sementara itu, untuk fotografi otomotif, mengingat kita akan mengambil gambar objek besar seperti mobil dan truk, penting untuk mendapatkan kepastian izin pemotretan lebih awal. Untuk foto kendaraan yang sedang bergerak, penting untuk memakai shutter speed dan depth of field yang tepat untuk memastikan bahwa subjek berada dalam fokus dan lingkungan sekitarnya memiliki efek buram (blur). Untuk menghindari refleksi cahaya yang tidak diinginkan, khususnya di lingkungan perkotaan, saya selalu menggunakan polariser," katanya. 

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM II | 1/200sec | F10 | ISO 320

Tantangan lain dalam fotografi otomotif adalah memotret kendaraan yang berkilau dan menangkap warna seakurat mungkin. Arjun menyebutkan bahwa dibutuhkan banyak waktu untuk menyiapkan pencahayaan agar cahaya tidak memantul di eksterior mobil. Mengingat ini adalah gambar produk, penting untuk mempertahankan warna asli kendaraan tersebut. Untuk memastikan akurasi warna, Arjun menekankan pentingnya menggunakan white balance yang tepat.  

Saat bekerja untuk perusahaan, Arjun juga akan mengomunikasikan kelebihan produk secara visual melalui penceritaan. Memberikan komposisi gambar dengan jeda ruang negatif memungkinkan Arjun untuk menambahkan awan secara surealis di frame. "Gambar lingkungan dengan dynamic range tinggi (HDRI) (menggunakan 360 gambar dengan kedalaman 16-bit) memungkinkan kita untuk menangkap arah dan intensitas cahaya di perangkat lunak pemrosesan gambar 3D. Jadi kita bisa me-render gambar menjadi model 3D dan menambahkan awan surealis di hasil karya kita. Begitu saya mendapatkan komposisi yang sempurna, sentuhan akhir akan dilakukan di perangkat lunak editing dan ini akan menghasilkan produk akhir yang realistis. Pada contoh ini, awannya akan menonjolkan kelebihan produk, yakni berkendara yang nyaman – yang menjadi nilai jual kunci yang sangat dibangga-banggakan oleh perusahaan." 

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM | 10sec | F8 | ISO 400

Proses penciptaan gambar ini sangat menarik. Langkah pertama adalah menentukan lokasi dan sudut kendaraan. Visualnya melibatkan penggunaan rig RGB, flashlight, mengontrol lokasi fisik, dan tentu saja, kamera yang canggih. Pencahayaan dipasang pada stand dengan focus grid honeycomb agar kami dapat menerangi area spesifik pada mesin untuk menonjolkan kelebihannya," jelas Arjun.  

"Dalam kasus ini, saya ingin fokus pada bagian bodi, grill, dan ban. Jika pemotretan uji coba sudah dilakukan dan exposure yang benar sudah didapatkan, langkah terakhir adalah mengambil exposure final. Untuk foto ini, long exposure dan flash exposure dikombinasikan untuk mendapatkan hasil akhirnya," dia menambahkan.  

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM | 1/100sec | F10 | ISO 160

Pada mayoritas pemotretan otomotif bergerak, Arjun biasanya menggunakan mode burst 30 frame per detik. Foto ini diambil pada malam hari di lokasi riil sehingga pergerakan perlu ditambahkan pada fase pasca-produksi.  

Serial buku komik  

Sebagai kolektor figur karakter dan penggemar berat buku komik, dan ditambah dengan kreativitasnya yang tak terbendung, Arjun mencetuskan ide untuk menceritakan kisah komik melalui fotografi. Ide ini muncul di awal pandemi, dan karena dia harus terus berada di dalam rumah, Arjun bereksperimen dengan objek sehari-hari di rumah dan menggunakannya sebagai bagian dari proyek fotografinya pada saat itu.  

"Serial foto unik ini adalah produk dari berbagai peristiwa dan kebetulan sejarah. Waktu itu semua orang dipaksa untuk tinggal di dalam rumah karena pandemi COVID; sebagai seorang fotografer kreatif, saya ingin memberikan tantangan pada diri sendiri. Saya ingin mengombinasikan keahlian komposisi yang saya dapatkan dari pekerjaan fotografi perjalanan, teknik pencahayaan dari fotografi otomotif, pengarahan seni kreatif dari pengalaman mendesain set pemotretan, dan tentu saja kecintaan saya terhadap buku komik."  

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM II | 20sec | F22 | ISO 100

Batcave 2030 karya Arjun tercipta di rumah dengan menggunakan figur karakter, model mainan, dan barang-barang bekas.  

"'Batcave 2030' adalah hasil penafsiran saya tentang akan seperti apa wajah Batcave di masa depan. Batcave hasil penafsiran saya adalah bengkel kerja dan gudang peralatan ketimbang sebagai museum untuk menampilkan peralatan keren. Saya membayangkan Bruce membuat dan memodifikasi perlatannya di tempat ini," ujar Arjun.  

Fotografer kreatif ini sangat menikmati mendesain set, khususnya latar-latar terkenal dari buku komik atau film-film favoritnya. "Aku merasa lingkungan memainkan peran penting dalam sebuah adegan sebagaimana karakternya itu sendiri. Set atau latar ini didesain menggunakan properti sehari-hari namun terlihat menarik dan ditempatkan sedemikian rupa agar semakin menonjolkan narasi yang ingin disampaikan," jelasnya.  

Mengingat hampir semua adegan buku komiknya dipotret dalam format miniatur, Arjun memiliki kebebasan kreatif untuk membuat dunia konseptual yang megah. Dia mulai dengan memvisualisasi adegan, kemudian menyurvei rumahnya untuk mendapatkan benda-benda yang bisa digunakan di dalam dunia fantasi rekaannya dan akan menambahkan tekstur yang menarik. Langkah selanjutnya adalah merangkai semuanya dengan hati-hati. Pada tahap ini, penting untuk mencari sudut dan pose yang tidak menampilkan persendian dan sambungan figur karakter, sambil tetap mempertahankan agar kepribadian karakternya tidak hilang.  

Untuk menambahkan elemen tambahan ke hasil foto, Arjun mencari cara untuk mendapatkan efek yang lebih realistis. "Saya memberikan kombinasi pencahayaan konstan dan flashlight. Untuk efek hujan dan kabut, saya menggunakan semprotan rambut atau setrika uap dengan pencahayaan flash. Sebisa mungkin saya menggunakan teknik yang tidak memakan banyak tenaga di pasca-produksi," katanya.  

Menggunakan benda-benda sehari-hari untuk tujuan kreatif telah memberikan perspektif baru kepada Arjun untuk menciptakan dunia dan skenario surealis di rumahnya sendiri dan membagikan dunia hasil ciptaannya ini kepada orang-orang.  

Kreativitas Arjun dan perlengkapan Sony andalannya  

Untuk mengerjakan sebagian besar karya-karyanya, Arjun selalu memercayakan kamera favoritnya, yakni Alpha 1 dan Alpha 6600.  

"Sony memang terkenal karena kemampuannya meminimalisir noise di situasi minim cahaya, serta kekuatan dynamic range-nya, dan saya menggunakan Alpha 1 dan Alpha 6600 tidak hanya karena kelebihan-kelebihan tersebut. Alpha 1, yang merupakan kamera hibrida utama Sony, memungkinkan saya untuk meningkatkan kualitas gambar ke level yang lebih superior untuk pemotretan iklan serta dokumentasi profesional yang dapat dipublikasikan di berbagai medium,” katanya.  

Kamera Sony sangat kokoh, ringkas, dan memiliki fitur lengkap tercanggih sehingga sangat ideal untuk digunakan sebagai kamera untuk berkarya, bahkan di kondisi yang paling buruk sekali pun. Menurut Arjun, kartu memori C-fast milik Sony memiliki tingkat kecepatan transfer data yang luar biasa, sehingga memudahkan pekerjaannya di industri komersial yang memiliki ritme kerja yang cepat. 

Alpha 7R III | FE 24-70mm F2.8 GM | 1/80sec | F9 | ISO 100

Untuk memotret objek yang bergerak cepat, Arjun mengandalkan fitur high speed burst pada Alpha 1 yang memungkinkannya untuk mengambil gambar pada 30 FPS. Dengan fitur ini, pengguna tidak akan pernah melewatkan momen-momen sekelebat penting yang harus ditangkap.  

"Kamera Alpha saya adalah aset tak ternilai dalam proses mewujudkan visi kreatif. Mereka adalah selai kacang untuk selai stroberiku, Jai untuk Veeru-ku," kata Arjun.  

Article Theme

We would like to request access to your Geolocation to provide you with a customised experience. Please know that you can withdraw your consent at any time via your browser settings.